Filep Karma (Tengah) Bersama Anggota DPR Papua, Emus Gwijangge dan Ruben Magay |
“Grasi, amesti, atau apapun yang ditawarkan ke saya, saya tolak. Saya masuk penjara agar ada efek jera untuk pemerintah bawah pemerintah salah menangkap orang. Tapi kalau tidak ada perubahan politik di Papua, untuk apa saya keluar. Biarkan saya jalani masa tanahan saya hingga selesai,” kata Filep Karma, Rabu (10/6/2015).
Menurutnya, tak hanya menolak grasi, Philep juga tak mau menerima remisi alias pengurangan hukuman yang setiap tahunnya diberikan pihak Lapas.
“Alasan remisi diberikan karena berkelakuan baik, apakah saya ini berkelakuan tidak baik selama saya di masyarakat?” Ucapnya.
Katanya, bukan lantaran berkelakuan tak baik, Filep Karma ditahan karena memperjuangkan apa yang ia yakini benar.
“Saya orang baik – baik, hanya karena keyakinan akan kebenaran yang saya perjuangkan, membuat saya dimasukkan ke Lambaga Pemasyarakatan,” katanya.
Salah satu Tapol yang mendapat grasi, Linus Hiel Hiluka pada suatu kesempatan mengatakan, ia bersama empat rekannya tak pernah minta, maupun memohon grasi kepada pemerintah.
“Kami tidak pernah minta. Grasi itu murni kehendak dan inisiatif presiden Jokowi. Presiden bilang pemberian grasi ini adalah inisiatif dari saya (presiden), bukan permohonan kami. Presiden juga minta maaf atas apa yang dilakukan aparat terhadap kami selama 12 tahun terakhir,” kata Hiluka, Minggu (10/5/2015) lalu.
Sumber : http://tabloidjubi.com/
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentarnya sesuai dengan isi berita yang anda lihat dan baca..?